Senin, 27 April 2009

Posisi Tawar DPRD Menguat


Figur Pemimpin Tentukan Kemenangan Partai Demokrat
Senin, 27 April 2009 | 09:45 WIB

Semarang, Kompas - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah hasil Pemilu 2009 akan memiliki posisi tawar tinggi menghadapi Pemerintah Provinsi Jateng. Setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan kehilangan beberapa kursi, tidak ada partai politik paling dominan di Gedung Berlian.

Setelah Pemilu 2004, PDI-P memiliki 24,5 persen suara di DPRD. Hal itu menyebabkan perimbangan antarfraksi, seperti Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Golkar, dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Kondisi demikian mengubah fungsi legislatif sebagai partai parlemen yang bersatu dan tidak terikat lagi dengan perbedaan asal partai politik.

"Ketika ada fraksi yang dominan, DPRD kental warna parlemen parpol. Jika gubernur ingin programnya disetujui, gubernur cukup melobi fraksi yang anggotanya terbanyak. Lain halnya dengan DPRD yang sebagai partai parlemen," kata pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang, Susilo Utomo, Minggu (26/4) di Demak.

Artinya, Gubernur Bibit Waluyo dan Wakil Gubernur Rustriningsih perlu bekerja ekstra keras lagi agar program kerja mereka mendapat persetujuan DPRD Jateng.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jateng Ida Budhiati di Kota Semarang, Sabtu (25/4), mengatakan, dari 26.190.629 orang yang masuk dalam daftar pemilih tetap, 71 persen atau 18.595.346 ikut memilih. Dari jumlah itu, perolehan suara parpol yang dinyatakan sah 14.962.060 suara, sedangkan untuk DPD sejumlah 12.679.901 suara.

Menurut Ida, peningkatan partisipasi terutama untuk memilih DPRD kabupaten/kota karena calon anggota DPRD gencar menyosialisasikan cara memberi suara bagi diri si calon legislatif.

"Peningkatan itu karena kontribusi calon legislatif yang menjadi peserta pemilu. Pemilu terbuka menyebabkan para caleg berupaya semaksimal mungkin mendekati pemilih," kata Susilo.

Interaksi antara caleg dan pemilih itu yang menyebabkan pemilih lebih mengenal caleg. Kondisi itu ditambah dengan karakteristik pemilih Indonesia, terutama rakyat kecil, yang transaksional.

Peran figur

Dari perolehan suara sah parpol, PDI-P meraih suara terbanyak 3.438.306 (22,98 persen, diikuti Partai Demokrat dengan 2.355.620 suara (15,74 persen), Partai Golkar dengan 1.727.256 suara (11.54 persen), Partai Kebangkitan Bangsa dengan 1.174.665 suara (7,85 persen), dan Partai Keadilan Sejahtera dengan 1.075.378 suara (7,19 persen).

Kemenangan Partai Demokrat di Kota Semarang tidak terlepas dari figur pemimpin partai yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip.

Dari 50 kursi di DPRD Kota Semarang, Partai Demokrat meraih 16 kursi, PDI-P (9), PKS (6), PAN (6), Partai Golkar (5), Partai Gerindra (4), PKB (2), Partai Hanura (1), dan PPP (1). (WHO/ILO/UTI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar