Kamis, 30 April 2009

PDI-P Jateng Perlu Penyegaran



SEMARANG- Perolehan kursi untuk PDI-P di DPRD Jateng yang melorot 25%-26%, meminta pengurus dari jajaran kabupaten/kota sampai provinsi untuk introspeksi. Perlu segera dilakukan penyegaran berupa reorganisasi agar ke depan partai yang berlambang benteng moncong putih dapat maju.

Pengamat politik Undip Yulianto menilai pengurus PDI-P Jateng dan kabupaten/kota lemah dalam membuat strategi politik. Pengurus masih terlena dengan loyalitas kader maupun figur Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Akibatnya saat bermunculan partai baru seperti Gerindra dan Hanura, konstituen PDI-P banyak yang pindah ke partai itu.

‘’Pengurus dari tingkat provinsi sampai daerah belum mampu mengantisipasi serangan dari partai rivalnya. Karena terlena dengan loyalitas dan figur ketua umumnya, sehingga tidak ada kreasi maupun inovasi. Urusan konstituen pun terlupakan, sehingga suara partai tercuri oleh partai lain,’’ kata dia, Rabu (29/4).

Selain itu, penyebab penurunan suara juga akibat ‘’konflik’’ internal berupa persaingan caleg di internal partai. Tak bisa dipungkiri, keputusan Mahmakah Konstitusi soal suara terbanyak menjadikan tiap caleg berlomba-lomba merebut suara pemilih. ‘’Itu diakui. Kursi di DPRD yang semula 31 kursi kini turun menjadi 22 atau 23 kursi. Penurunan yang sangat menyolok,’’ kata Yulianto.

Figur Muda

Agar ke depan tak terpuruk, menurut dia, perlu segera dilakukan reorganisasi. Artinya pengurus dari tingkat provinsi sampai daerah harus diganti dengan figur-figur muda yang memiliki integritas baik, mampu memberikan pelajaran politik dan timbal balik kepada konstituen.

Bagi dia, ke depan seharusnya tidak lagi mengandalkan kekaliberan tokoh-tokoh maupun loyalitas pemilih. Bagaimanapun, bila partai mampu menyumbangkan karya nyatanya pada masyarakat, partai tetap mendapat dukungan penuh. ‘’Contohlah seperti PKS, ada pengaderan kepemimpinan. PDI-P untuk soal itu sudah mandeg.’’

Ketua Bappilu DPD PDI-P Jateng Suryo Sumpeno menjelaskan, suara partai remuk di 11 kabupaten/kota. Paling signifikan penurunannya terjadi di wilayah Pantura, seperti di Kabupaten/Kota Pekalongan, Rembang, Demak, Kudus dan Kota Semarang. Bahkan di Kota Magelang, Kabupaten Purworejo dan Banyumas penurunan suara partai cukup terasa. (H37,H7-46)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar