Senin, 27 April 2009

PDI-P Rebut 7 Dapil di Jateng


Baru 16 dari 77 Dapil yang Selesai Direkap
Selasa, 28 April 2009 | 03:11 WIB

Jakarta, Kompas - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menang di tujuh dari 10 daerah pemilihan di Jawa Tengah. Selanjutnya, Partai Demokrat menang di dua dapil dan Partai Golongan Karya di satu dapil.

Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara Nasional di Jakarta, Selasa (27/4), menunjukkan bahwa PDI-P menang di Dapil Jateng III dengan 380.083 suara, Jateng IV (385.946), Jateng V (496.176), Jateng VII (304.822), Jateng VIII (419.362), Jateng IX (333.789), dan Jateng X (270.666). Demokrat unggul di Jateng I (373.092) dan Jateng VI (320.275) serta Golkar teratas di Jateng II (145.527).

Untuk seluruh Jateng, PDI-P mengumpulkan 3.305.944 suara, sedangkan Partai Demokrat meraup 2.403.459 suara dan Partai Golkar 1.923.709 suara. Selain Jateng, rekapitulasi suara juga dilakukan untuk Bengkulu dengan pemenangnya adalah Partai Demokrat dengan 168.963 suara.

16 Dapil selesai direkap

Hingga kemarin Komisi Pemilihan Umum telah menyelesaikan rekapitulasi terhadap 16 dapil dari 77 dapil. Dari 16 dapil tersebut telah terkumpul suara sah nasional sebanyak 21.774.683 suara. Hasil perolehan suara nasional harus ditetapkan KPU selambat-lambatnya pada 9 Mei mendatang.

PDI-P memimpin sementara dengan perolehan suara 4.473.019, disusul secara berurutan Demokrat 3.784.971 dan Golkar 3.039.640. Posisi selanjutnya adalah Partai Amanat Nasional 1.604.818 suara dan Partai Keadilan Sejahtera 1.546.973 suara.

Sejumlah politikus nasional memperoleh suara sangat besar, seperti Puan Maharani, caleg PDI-P untuk Jateng V dengan perolehan 242.504 suara, Angelina Sondakh (Demokrat, Jateng VI, 145.159), Hidayat Nur Wahid (PKS, Jateng V, 106.521), Budiman Sudjatmiko (PDI-P, Jateng VIII, 96.830), dan Abdul Kadir Karding (PKB, Jateng VI, 70.704). Selain itu, ada Ganjar Pranowo (PDI-P, Jateng VII, 65.864), Bambang Soesatyo (Golkar, Jateng VII, 60.150), dan Lukman Hakim Syaifuddin (PPP, Jateng VI, 54.577).

Sementara itu, pada proses rekapitulasi untuk Bengkulu terjadi protes berkepanjangan yang di antaranya diajukan saksi dari PDI-P dan seorang saksi untuk calon anggota DPD.

Saksi untuk calon anggota DPD, Muspani, menanyakan jumlah surat suara yang digunakan untuk pemilu DPD di Bengkulu yang lebih besar sekitar 7.500 lembar dari jumlah surat suara untuk pemilu DPR. Hal itu dirasa janggal karena seharusnya pemilih saat masuk ke TPS diberi surat suara pemilu DPR dan DPD.

Saksi dari PDI-P, Arif Wibowo, memprotes hasil rekapitulasi suara tingkat Provinsi Bengkulu. Data rekapitulasi di Kabupaten Kaur menunjukkan suara Demokrat hanya 24.594 suara dan PDI-P mendapat 740 suara. Namun, dalam rekapitulasi tingkat provinsi, suara Demokrat naik menjadi 27.798 suara.

”Ini merupakan penggelembungan suara yang nyata,” katanya.

Menyikapi hal itu, Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary pun terpaksa menunda penyelesaian rekapitulasi untuk Bengkulu dan meminta KPU Bengkulu untuk menyelesaikan berbagai data angka yang tidak selaras itu.

Sementara itu, sampai dengan batas waktu yang ditetapkan, Minggu (26/4), KPU DKI Jakarta belum menuntaskan penghitungan suara pemilu legislatif.

”Penghitungan di tingkat wilayah Jakarta Pusat sebenarnya sudah selesai Minggu kemarin. Tetapi, penghitungan di tingkat provinsi belum selesai. Makanya, penghitungan ditunda Rabu besok bersama dua wilayah lain,” ujar anggota KPU DKI Jakarta, Dahlia Umar. (MZW/pin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar